Sesuai dengan paparan dari judul di atas, dimana sebaiknya kita mengenal dahulu diri kita sebelum mengenal Sang Maha Pencipta, maka pada artikel ini, penyusun mencoba mengajak pembaca menggali / mengenal potensi diri kita yang sangat luar biasa ini.
Ada sebuah kisah motivasional yang ingin saya ceritakan kepada pembaca. Kisah ini pertama kali diceritakan oleh Russel Conwell, dan kisah ini sudah diceritakan olehnya lebih dari 6000 kali semasa hidupnya. Dengan uang yang diperoleh dari kisahnya ini, Russel bahkan membangun Temple University yang hingga sekarang masih berdiri dengan megahnya.
Dalam kisah ini diceritakan tentang seorang petani miskin di Afrika bernama Ali Hafed. Meskipun miskin, kehidupannya sangat bahagia. Dan, pada suatu hari, Ali kedatang seorang tamu, seorang pemuka agama yang bercerita tentang keindahan batu permata. Lalu si pemuka agama ini berkata, “Anakku, kalau kamu memiliki permata sebesar ibu jarimu, kamu akan memiliki seisi kota ini. Dan kalau kamu memiliki permata sebesar kepalan tanganmu, maka seluruh negeri ini akan menjadi milikmu”. Setelah pemuka agama itu pergi, Ali Hafed begitu terkesan. Bahkan, berhari-hari ia tidak bisa tidak membayangkan adanya pertama seperti itu. Sejak itulah Ali Hafed mulai merasa ada yang kurang pada hidupnya. Ia membayangkan betapa menyenangkannya jika hidupnya bisa memiliki pertama seperti itu. Bagaimana tidak? Selama ini, hidupnya begitu miskin.
Pada suatu hari, Ali Hafed membulatkan tekadnya, ia memutuskan untuk menjual rumah serta ladangnya. Anak dan istrinya ia titipkan kepada tetangganya disertai dengan titipan biaya perawatan mereka. Dengan uang yang tersisa, Ali Hafed memutuskan pergi mengembara untuk mencari permata-permata yang luar biasa itu. Dia mencari ke segala penjuru kota bahkan menyeberang ke negeri yang jauh. Selama belasan tahun ia mencoba hingga ia kelelahan fisik, mental dan emosional. Hingga akhirnya, di dalam kemiskinannya, akhirnya Ali Hafed putus asa, lalu tragisnya, ia pun bunuh diri dengan cara terjun ke sungai.
Sementara itu, rumahnya kini sudah ditinggali oleh petani lain yang hidupnya juga sangat miskin. Suatu hari si petani itu sedang membersihkan tubuh untanya di tengah aliran sungai dangkal yang mengaliri melewati pekarangan rumahnya. Saat sedang asyik-asyiknya mencuci, tiba-tiba matanya tertuju pada sebuah batu berkilauan indah di bawah sinar matahari. Sejenak, petani ini terkesima dan karena melihat bentuknya yang menarik, maka si petani ini mengambil batu tersebut dan menaruhnya di rumah sebagai hiasan di ruang tamu. Waktu berjalan. Suatu hari, si pemuka agama yang biasa mengunjungi rumah-rumah penduduk di sekitar itu, bertandang ke rumah petani miskin itu. Saat ia melihat batu yang berkilauan itu, si pemuka agam berkata, “Ini kan batu permata!” Si petani miskin itu dengan tertawa berkata, “Bukan pak, itu bukan batu permata. Itu Cuma batu kali yang saya ambil dari aliran sungai yang ada di depan”. Setelah meneliti batu itu, si pemuka agama itu berkata lagi, “Saya tidak mungkin salah. Kalau saya mengatakan ini batu permata, pastilah ini batu permata”. Maka, dengan perasaan harap-harap cemas, mereka lantas berlari ke aliran sungai di ladang mereka. Ternyata disitulah, mereka menemukan batu permata yang jauh lebih indah dan lebih besar di aliran sungainya. Dan, disitulah untuk pertama kalinya, ditemukan sebuah tambang permata terbesar di dunia.
Kisah ini aslinya berjudul “Acre of Diamond” merupakan kisah inspirasional yang luar biasa. Kisah ini menggambarkan betapa kita sering mencari kesempatan, peluang di luar diri kita, tanpa menyadari bahwa ada banyak potensi dan kesempatan yang terdapat dalam diri kita yang belum tergali. Memang, pada kenyataannya ada begitu banyak potensi dan peluang dalam diri kita yang menunggu untuk dibangunkan dan dimanfaatkan. Sayangnya, banyak di antara kita yang tidak mampu mendayagunakannya.
Apabila pembaca terbiasa membaca buku-buku psikologi, pastilah Anda sudah mengerti bahwa pikiran kita dibagi menjadi dua bagian, kesadaran dan ketidaksadaran. Atau, umumnya, biasa disebutkan sebagai alam sadar dan alam bawah sadar. Sampai disini pembaca mungkin sudah sering mendengarnya. Tetapi, tahukah Anda bahwa ketidaksadaran Anda masih bisa kita bagi lagi menjadi dua bagian, yakni, ketidaksadaran yang meracuni dan yang lainnya, ketidaksadaran yang kreatif, atau CREATIVE UNCONSCIOUSNESS! Ketidaksadaran yang meracuni Anda dapat menjadi sabotase atas keberhasilan Anda. Sebaliknya, apabila Anda bisa menggunakan ketidaksadaran Anda yang kreatif, disitulah terdapat tambang emas dan permata luar biasa yang bisa membuat hidup Anda berubah secara luar biasa. Bob Proctor seorang penulis terkenal dan trainer LifeSuccess Coach, mengatakan “Manusia sebenarnya tidaklah kekurangan uang, tapi kekurangan ide. Jadi permata yang tak pernah habis sebenarnya letaknya tidak jauh-jauh tapi ada pada tambang permata Anda. Semuanya ada pada bagian ketidaksadaran kreatif Anda yang siap untuk digali dan dimanfaatkan. Albert Einstein mendapatkan rumusan penting tentang fisika juga dari ketidaksadaran yang kreatif, ia memperolehnya ketika ia sedang mencukur atau bermain biola. Kadang-kadang jawaban atau ide cemerlang dari bagian ketidaksadaran kreatif ini juga muncul pada saat ketika kita istirahat atau tertidur sehingga muncullah suatu ide atau gagasan keesokan harinya. Muncul begitu saja.
Yang jelas ketidaksadaran kreatif ini merupakan anugrah Tuhan yang luar biasa yang bisa kita manfaatkan. Celakanya, bagian ini seringkali tidak tergali bahkan tertutup oleh ketidaksadaran kita yang justru meracuni. Justru, pengalaman traumatis, pengelaman masa laku yang kelam serta luka barin akhirnya membuat batu pertama yang ada di dalam ketidaksadaran kreatif kita jadi terkubur. Akibatnya, justru ketidaksadaran kita jadinya mensabotase, melukai atau menghambat perkembangan diri kita. Kenyataannya, ketidaksadaran yang meracuni, lebih banyak dilingkupi oleh emosi-emosi yang negatif dan destruktif. Itulah yang membuat kehidupan kita banyak sisi negatifnya. Sebaliknya, dalam kesadaran yang kreatif justru muncul banyak emosi yang positif, penuh pengharapan, konstruktif, optimis, gigih dan penuh keceriaan. Tak mengherankan, jika dikatakan kalau Anda mengharapkan kehidupan yang kaya dan cerdas emosinya, maka Anda perlu belajar menggali lebih banyak dari ketidaksadaran kreatif Anda.
Nah, hingga disini pertanyaannya sekarang adalah bagaimanakah tips memanfaatkan ketidaksadaran kreatif kita?
Pertama, perlakukanlah bagian bawah sadar dengan baik dan ramah. Pada saat Anda melakukan self talk atau bicara batin dengan diri Anda sendiri, berikan kata-kata penguatan yang positif. Misalkan, jangan terlalu sering mengatakan kepada diri sendiri, “Aduh kok diriku bodoh banget ya”, ‘Aiya, bego deh saya”, atau “Why I’m so strupid?” tapi lain kali cobalah untuk bersikap lebih positif, meskipun Anda merasa membuat kesalahan yang tolol, ajarkanlah pada diri Anda sendiri. “Aduh, aku lupa lagi. Ayo dong. Cobalah sebenarnya aku bisa lebih baik kok untuk mengingat hal ini”. Atau misalkan pada saat Anda merasa bisa melakukan sesuatu yang baik dan positif, bicaralah dengan diri Anda dan bawah sadar Anda, “Thank you sudah membangunkan diriku tepat jam 5 pagi” atau “Thank you membuat saya ingat dengan kalimat-kalimat yang tepat pada saat presentasi, sehingga jadi proposal saya diterima”.
Kedua, lakukanlah latihan-latihan yang seringkali diajarkan dalam kelas hypnostherapy. Mulailah dengan merilekskan diri Anda. Dan dalam kondisi yang santai dan rileks, cobalah untuk mengatakan dan memberikan penguatan, bahkan Anda bisa meminta kepada pikiran Anda untuk mencari jawaban atas sesuatu yang menjadi pergumulan hidup Anda.
Ketiga, pada saat sebelum Anda tidur, gunakanlah sedikit waktu sebelum mata Anda terpejam, cobalah untuk kontak dengan bawah sadar Anda. Saat itu Anda bisa mencoba memberikan penguatan yang baik dan positif pada diri Anda. Anda juga bisa mencoba mengajak diri Anda untuk memecahkan masalah yang menjadi problem hidup Anda. Ataupun, Anda bisa membuat komitmen untuk mengubah dan mengatakan pada diri bawah sadar Anda untuk mengurangi atau menghilangkan kebiasaan buruk dan memulai menanamkan kebiasaan yang positif.
Demikianlah. Marilah mulai sekarang kita memanfaatkan ketidaksadaran kreatif, khususnya untuk kehidupan kita yang lebih dahsyat dan bermanfaat.
Sumber :
CREATIVE UNCONSCIOUSNESS: MENYENTUH POTENSI LUAR BIASA OTAK KITA!
Oleh : Anthony Dio Martin